Senin, 25 Januari 2016

KAJIAN FILSAFAT ISLAM
 MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah ” Metode dan Pendekatan dalam Kajian Islam”
Dosen Pengampu :
 Dr. Teguh , M.Ag

Description: G:\tugas\logo iain - Copy.jpg

Oleh :
1.    Imam Hazali            17561440051
2.    Hariratu Maula Ulfa  17561440022   


                         PROGRAM PASCA SARJANA
                           STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
            INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
        (IAIN) TULUNGAGUNG
      Juni 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Filsafat atau filosofi berasal dari kata Yunani yaitu philos (suka) dan sophia (kebijaksanaan) yang diturunkan dari kata kerja filosoftein yang berarti mencintai, kebijaksanaan, tetapi arti kata ini belum menampakkan arti filsafat sendiri karena mencintai masih dilakukan secara pasif. Padahal dalam pengertian filosoftein terkandung sifat yang aktif.[1]
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori. Dan juga filsafat adalah suatu ilmu atau metode berfikir untuk memecahkan gejala-gejala alam dan masyarakat. Namun filsafat bukanlah suatu dokma atau suatu kepercayaan yang membuta.
Filsafat mempersoalkan soal-soal etika,estetika, sosial dan politik,epistemologi, ontologi. Menetapkan suatu definisi nampaknya sulit dilakukan. Kenapa? Persoalannya bukan terletak pada soal bagaimana untuk mengemukakan definisi itu,melainkan soal mengerti atau tidaknya orang yang menerima definisi tersebut. Ini adalah persoalan yang tidak bisa dianggab sepele.
Demikian juga filsafat, sulit sekali untuk memberikan suatu batasan yang benar(pasti) tentang kata filsafat. Layaknya seperti ilmu pengetahuan,filsafat juga mempunyai metode yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah filsafat. Selain itu filsafat juga mempunyai obyek dan pendekatan filsafat.Tidak kalah pentingnya dengan cabang ilmu pengetahuan, filsafat juga mempunyai manfaat dalam mempelajarinya.





B.       RUMUSAN MASALAH.

1.      Apa pengertian filsafat islam ?
2.      Bagaimana pendekatan filsafat Islam ?
3.      Bagaimana obyek filsafat islam ?

C.        TUJUAN PEMBAHASAN.

1.      Mengetahui pengertian filsafat Islam.
2.      Mengatahui pendekatan filsafat islam.
3.      Mengetahui obyek filsafat Islam.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian filsafat Islam.
Filsafat islam terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan islam. Dalam khasanah ilmu filsafat diartiakan sebagai berfikir yang bebas ,radiakal  dan berada dalam dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalangi pikiran bekerja.[2] Sedangkan kata Islam, secara semantik berasal dari akar kata salima artinya menyerah,tunduk dan selamat. Dan dengan menyerahkan kepada Allah maka memperoleh keselamatan dan kedaimaian.[3]
Kerja pikiran ada di otak, oleh karena itu tidak ada satu kekuatan pun, baik itu seorang penguasa sekalipun yang bisa menghalangi seseorang untuk berfikir,apalagi mengatur atau menyeragamkannya, sepanjang seseorang itu dalam keadaan sehat walafiat. Bebas artinya dapat memilih apa saja untuk dipikirkan, tidak ada yang haram untuk di pikirkan semuanya tergantung pada pilihan dan kesanggupan seseorang untuk memikirkanya. Berfilsafat adalah berfikir radikal artinya akar, sehingga berfikir sampai keakar suatu masalah, mendalam sampai ke akar-akarnya.bahkan melewati batas fisik yang ada dan sering kali di sebut sebagai metafisis.[4]
Berfilsafat Islam adalah berfikir dalam tahab makna, mencari arti.ia mencari hakekat  makna dari sesuatu  atau keberadaan dan kehadiran. Berfikir dalam tahab makna tidak dipakai untuk menjawab persoalan teknik tapi untuk mencari nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Jadi hakekatnya filsafat Islam adalah filsafat yang bercorak Islam.Islam menempati sebagai sifat, corak dan karakter dari filsafat yang memberikan kedamaian didalam hati.
Jika direnungkan secara mendalam, maka berfilsafah adalah berfikir bebas, radikal dan berada dalam dataran makna, dan itu dilakukan dalam otak yang ada di kepala, dan kepala adalah salah satu organ dalam tubuh manusia, sedangkan tubuh manusia adalah bagian dari Nafs manusia.[5] Dan filsafat Islam tidaklah semata-mata bersifat rasional, yang hanya bersandar pada analisis  logis terhadap suatu peristiwa,tetapi juga jejak sepiritual untuk memasuki dunia keghoiban.
Rasionalitas filsafat Islam terletak pada kemampuanya menggunakan potensi berfikir secara bebas ,radikal dan berada pada dataran makna, untuk menganalisis fakta-fakta empirik dari suatu kejadian,dalam bangunan sistem pengetahuan ilmiah. Sedangkan transendennya terletak pada kesangguban mendayagunakan imajinasi untuk menembus dan menyatu, dalam kebenaran ghoib secara langsung, dan menjadi saksi kehadiran Allah dalam realitas kehidupan.
Dalam contoh konkrit adalah filosof al-Farabi yang tidak hanya sekedar berfilsafat untuk menghantarkan kepada pendalaman logika yang rasional, tetapi lebih jauh lagi ia masuk dalam pengalaman spiritual menjalani kehidupan sufi. Hal yang sama juga di lakukan oleh al-Ghazali dimana filsafatnya telah menghantarkannya pada pengalaman kehidupan sufi. Mereka sesungguhnya tidak meninggalkan filsafat tetapi melalui filsafat keduanya mencapai pengalaman spiritual yang membawa kedamaian dan keselamatan.

B.       Pendekatan Filsafat.
Dalam filsafat islam ada berbagai pendekatan diantaranya :
1.    Pendekatan historik
Secara historis Islam lahir oleh risalah kenabian Muhammad SAW,di makkah pada tahun 571 M. Dan merupakan produk dialek sejarah kemanusiaan yang berada dalam krisis moral untuk memberikan jalan kepada manusia yang lebih manusiawi. Dan dari proses dialek tersebut Allah menurunkan wahyu sebagai bimbingan dalam proses penyelamatan manusia untuk menuju darul Islam, rumah keselamatan dan kedamaian.[6]
Nabi Muhammad sejak masa kanak-kanak dikenal sangat cerdas dan mempunyai sifat-sifat positif antara lain Shidiq artinya benar,Amanah artinya dapat dipercaya, Fathonah artinya cerdas, Tabligh artinya menyampaikan. Bahkan menurut Ibnu Sina kecerdasanya dinamakan al-hads. Dari historis Rosululloh ini dapat di temukan corak dan model pemikiran yang sangat terang yaitu membaca realitas dengan kesadaran ilahiyah. sehinnga filsafat islam basisnya bukan pada pemikiran yunani yang rasionalistik, tetapi dibangun di atas landasan sunah Rosullahdalam berfikir yang bercorak transendental[7].
2.    Pendekatan doktrinal.
Dalam Al-Qur’an di jelaskan bahwa nabi Muhammad SAW,di bekali kitab dan hikmah. Al-Qur’an  62:2 secara lengkap menjelaskan sebagai berikut:[8]
هو الذي بعث في الاميين رسولا منهم يتلو عليهم ايته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وان كانوا من قبل لفي ضلال مبين
Artinya : Dia (Allah) yang mengutus di antara orang-orang ummi,seorang rosul dari kalangan mereka, yang menjelaskan kepada mereka ayat ayatNya,mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya adalah kesesatan yang nyata.
Sedangkan kata Hikmah adalah asli arabiyan, yang diartikan sebagai pengetahuan yang mendalam, kearifan dan kebijakan,posisi hikmah pada dasarnya sebagai penjelasan lebih jauh dan mendalam dari pemahamanya terhadap kitab (Al-Qur’an) posisi filsafat adalah yang paling tepat untuk menjelaskan suatu doktrin.Oleh karena itu menggambarkan pribadi Muhammad SAW, dari sisi kitab dan hikmah seperti termaktup dalam ayat diatas, akan diperoleh pengertian bahwa nabi Muhammad SAW dilihat dari segi kitab ia adalah seorang rosul yang dipilih untuk menerima wahyu,kitab suci. Sedangkan dilihat dari hikmah ia adalah seorang filosof  yang dapat menjelaskan secara akurat dan menyeluruh tentang wahyu yang diterimanya.


3.    Pendekatan metodik.
Seorang filosof selalu menawarkan suatu metode berfikir, yang sudah dijalaninya sendiri bertaun-taun dan telah teruji dalam proses perjalanan hidupnya. Sehingga dalam kajian filsafat, banyak ditemukan berbagai metode.[9] Metode dalam filsafat sangat penting,karena melalui metode pemikiran filsafat dijalankan dan dikembangkan untuk menemukan hakikat kebenaran yang dicarinya.
Adapun metode filsafat islam dibangun berdasarkan sunah rosul dalam berfikir, artinya apa yang ditempuh dalam berfikirnyauntuk    memahami,memikirkan, dan mencari akar masalah serta solusinya. Sunah rosul dalam berfikir tidak lain adalah metode rasional transendental, yaitu menganalisis fakta-fakta empirik dan mengankatnya pada kesadaran spiritual, kemudian membangun visi trasenden dalam memecahkan suatu persoalan. Sunnah berfikir itu dibakukan dalam kitab Al-Qur,an dan filsafat.
C.       Obyek filsafat Islam.
Obyek dalam filsafat islam terbagi atas dua bagian,yaitu obyek langsung yang disebut sebagai obyek material, dan obyek dari sudut pendekatan yang disebut sebagai obyek formal.[10] Dari uraian diatas jelaslah bahwa :
1.    Obyek material ialah sarwa yang ada,pada garis besarnya dapat dibagi atas atas tiga persoalan pokok:
a.    Hakekat Tuhan
b.    Hakekat Alam
c.    Hakekat Manusia
2.    Obyek Formal ialah usaha mencari keterangan secara radikal tentang obyek materi filsafat.[11]
 Untuk memahami obyek filsafat islam dapat dijabarkan bahwa segala yang ada dalam alam semesta ini dapat dipelajari dalam bentuknya yang umum disebut Ontologi (akar filsafat yang menunjukan tentang yang ada dan realitas). Di sinilah diketahui sesuatu yang ada menjadi penyelidikan dan  pembagian filsafat menurut objeknya ialah:[12]
a.       Ada umum, yakni menyelidiki secara umum, dalam realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemauanya mungkin adanya.mungkin adanya ini disebut ontologia.
b.      Ada mutlak, sesuatu yang ada secara mutlak yakni zat yang wajib adanya,tidak tergantung pada apa dan siapapun juga, Ia merupakan asal adanya sesuatu yaitu Tuhan.
c.       Comologia yaitu filsafat yang mencari hakekat alam dipelajari apakah sebenarnya alam,dan menerangkang adanya alam semesta ini.
d.      Antropologia, (filsafat manusia)
e.       Etika, filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia.
f.       Logika, filsafat akal budi.


















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan.
1.      Pengartian filsafat islam terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan islam. Dalam khasanah ilmu filsafat diartiakan sebagai berfikir yang bebas , radiakal  dan berada dalam dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalangi pikiran bekerja. Sedangkan kata Islam, secara semantik berasal dari akar kata salima artinya menyerah,tunduk dan selamat. Dan dengan menyerahkan kepada Allah maka memperoleh keselamatan dan kedamaian.
2.      Dalam pendekatan filsafat islam ada berbagai pendekatan diantaranya pendekatan historik,pendekatan doktrinal, pendekatan metodik.
3.      Obyek dalam filsafat islam terbagi atas dua bagian,yaitu obyek langsung yang disebut sebagai obyek material, dan obyek dari sudut pendekatan yang disebut sebagai obyek formal.
















DAFTAR PUSTAKA

Asy’are, Musa, Filsafat Islam, Yogyakarta: LESFI, 1999.
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, jakarta: Gramedia, 1996
Departemen Agama RI, Al-Qur.an ,Demak: PT Tanjung mas Inti,1980 .
Djumransjah, Dimensi-dimensi Filsafat pendidikan Islam, Malang: Kutub Minar, 2005.
Nasution, Harun, Akal  dan Wahyu dalam Al-Qur’an, Jakarta: UI Press, 1983.
Rahman, Fazlur, Major Themes of the Qur’an, Chicago:Bibliotheca, 1980.
sundari Husen, Ida, Risalah Tentang Metode, Jakarta: Gramedia, 1995.
Syaifudin Anshari, Endang, Ilmu,Filsafat dan Agama, Surabaya: Bina Ilmu, 1987.



[1] The Liang Gee,Pengantar Filsafat Ilmu, (Jakarta: Liberti, 1991), hlm. 1
[2] Musa asy’arie, Filsafat Islam, (Yogyakarta:LESFI, 1999) hlm. 1
[3] Fazlur Rahman, Major Themes of the Qur’an, (Chicago:Bibliotheca, 1980) hlm. 27
[4]  Musa asy’arie, Filsafat Islam,...hlm. 3
[5] Harun Nasution, Akal  dan Wahyu dalam Al-Qur’an, (Jakarta: UI Press, 1983) hlm. 8-9
[6] Musa asy’arie, Filsafat Islam,...hlm. 10
[7] Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (jakarta: Gramedia, 1996) hlm. 928
[8] Departemen Agama RI, Al-Qur.an ,(Demak: PT Tanjung mas Inti,1980)hlm. 499
[9] Ida sundari Husen, Risalah Tentang Metode, (Jakarta: Gramedia, 1995), hlm. 80
[10] Djumransjah, Dimensi-dimensi Filsafat pendidikan Islam, (Malang: Kutub Minar, 2005), hlm. 17
[11] Endang Syaifudin Anshari, Ilmu,Filsafat dan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987, hlm. 87
[12] Ibid.....hlm. 89

1 komentar: