KAJIAN
FILSAFAT ISLAM
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah ” Metode dan Pendekatan dalam
Kajian Islam”
Dosen
Pengampu :
Dr. Teguh , M.Ag
Oleh
:
1.
Imam Hazali 17561440051
2.
Hariratu
Maula Ulfa 17561440022
PROGRAM PASCA SARJANA
STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
Juni 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Filsafat atau
filosofi berasal dari kata Yunani yaitu philos (suka) dan sophia
(kebijaksanaan) yang diturunkan dari kata kerja filosoftein yang berarti
mencintai, kebijaksanaan, tetapi arti kata ini belum menampakkan arti filsafat
sendiri karena mencintai masih dilakukan secara pasif. Padahal dalam pengertian
filosoftein terkandung sifat yang aktif.[1]
Filsafat adalah
pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori. Dan juga
filsafat adalah suatu ilmu atau metode berfikir untuk memecahkan gejala-gejala
alam dan masyarakat. Namun filsafat bukanlah suatu dokma atau suatu kepercayaan
yang membuta.
Filsafat
mempersoalkan soal-soal etika,estetika, sosial dan politik,epistemologi,
ontologi. Menetapkan suatu definisi nampaknya sulit dilakukan. Kenapa?
Persoalannya bukan terletak pada soal bagaimana untuk mengemukakan definisi
itu,melainkan soal mengerti atau tidaknya orang yang menerima definisi
tersebut. Ini adalah persoalan yang tidak bisa dianggab sepele.
Demikian juga
filsafat, sulit sekali untuk memberikan suatu batasan yang benar(pasti) tentang
kata filsafat. Layaknya seperti ilmu pengetahuan,filsafat juga mempunyai metode
yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah filsafat. Selain itu filsafat
juga mempunyai obyek dan pendekatan filsafat.Tidak kalah pentingnya dengan
cabang ilmu pengetahuan, filsafat juga mempunyai manfaat dalam mempelajarinya.
B.
RUMUSAN MASALAH.
1.
Apa pengertian filsafat islam ?
2.
Bagaimana pendekatan filsafat Islam ?
3.
Bagaimana obyek filsafat islam ?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN.
1.
Mengetahui pengertian filsafat Islam.
2.
Mengatahui pendekatan filsafat islam.
3.
Mengetahui obyek filsafat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian filsafat Islam.
Filsafat islam
terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan islam. Dalam khasanah ilmu filsafat
diartiakan sebagai berfikir yang bebas ,radiakal dan berada dalam dataran makna. Bebas artinya
tidak ada yang menghalangi pikiran bekerja.[2] Sedangkan kata Islam, secara
semantik berasal dari akar kata salima artinya menyerah,tunduk dan
selamat. Dan dengan
menyerahkan kepada Allah maka memperoleh keselamatan dan kedaimaian.[3]
Kerja pikiran
ada di otak, oleh karena itu tidak ada satu kekuatan pun, baik itu seorang penguasa
sekalipun yang bisa menghalangi seseorang untuk berfikir,apalagi mengatur atau
menyeragamkannya, sepanjang seseorang itu dalam keadaan sehat walafiat. Bebas
artinya dapat memilih apa saja untuk dipikirkan, tidak ada yang haram untuk di
pikirkan semuanya tergantung pada pilihan dan kesanggupan seseorang untuk
memikirkanya. Berfilsafat adalah berfikir radikal artinya akar, sehingga
berfikir sampai keakar suatu masalah, mendalam sampai ke akar-akarnya.bahkan
melewati batas fisik yang ada dan sering kali di sebut sebagai metafisis.[4]
Berfilsafat
Islam adalah berfikir dalam tahab makna, mencari arti.ia mencari hakekat makna dari sesuatu atau keberadaan dan kehadiran. Berfikir dalam
tahab makna tidak dipakai untuk menjawab persoalan teknik tapi untuk mencari
nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Jadi hakekatnya filsafat Islam adalah filsafat yang
bercorak Islam.Islam menempati sebagai sifat, corak dan karakter dari filsafat
yang memberikan kedamaian didalam hati.
Jika
direnungkan secara mendalam, maka berfilsafah adalah berfikir bebas, radikal
dan berada dalam dataran makna, dan itu dilakukan dalam otak yang ada di
kepala, dan kepala adalah salah satu organ dalam tubuh manusia, sedangkan tubuh
manusia adalah bagian dari Nafs manusia.[5] Dan filsafat Islam
tidaklah semata-mata bersifat rasional, yang hanya bersandar pada analisis logis terhadap suatu peristiwa,tetapi juga
jejak sepiritual untuk memasuki dunia keghoiban.
Rasionalitas
filsafat Islam terletak pada kemampuanya menggunakan potensi berfikir secara
bebas ,radikal dan berada pada dataran makna, untuk menganalisis fakta-fakta
empirik dari suatu kejadian,dalam bangunan sistem pengetahuan ilmiah. Sedangkan
transendennya terletak pada kesangguban mendayagunakan imajinasi untuk menembus
dan menyatu, dalam kebenaran ghoib secara langsung, dan menjadi saksi kehadiran
Allah dalam realitas kehidupan.
Dalam contoh
konkrit adalah filosof al-Farabi yang tidak hanya sekedar berfilsafat untuk
menghantarkan kepada pendalaman logika yang rasional, tetapi lebih jauh lagi ia
masuk dalam pengalaman spiritual menjalani kehidupan sufi. Hal yang sama juga
di lakukan oleh al-Ghazali dimana filsafatnya telah menghantarkannya pada
pengalaman kehidupan sufi. Mereka sesungguhnya tidak meninggalkan filsafat tetapi
melalui filsafat keduanya mencapai pengalaman spiritual yang membawa kedamaian
dan keselamatan.
B.
Pendekatan Filsafat.
Dalam filsafat
islam ada berbagai pendekatan diantaranya :
1.
Pendekatan historik
Secara historis
Islam lahir oleh risalah kenabian Muhammad SAW,di makkah pada tahun 571 M. Dan
merupakan produk dialek sejarah kemanusiaan yang berada dalam krisis moral
untuk memberikan jalan kepada manusia yang lebih manusiawi. Dan dari proses
dialek tersebut Allah menurunkan wahyu sebagai bimbingan dalam proses
penyelamatan manusia untuk menuju darul Islam, rumah keselamatan dan
kedamaian.[6]
Nabi Muhammad
sejak masa kanak-kanak dikenal sangat cerdas dan mempunyai sifat-sifat positif
antara lain Shidiq artinya benar,Amanah artinya dapat dipercaya, Fathonah
artinya cerdas, Tabligh artinya menyampaikan. Bahkan menurut Ibnu Sina
kecerdasanya dinamakan al-hads. Dari historis Rosululloh ini dapat di
temukan corak dan model pemikiran yang sangat terang yaitu membaca realitas
dengan kesadaran ilahiyah. sehinnga filsafat islam basisnya bukan pada
pemikiran yunani yang rasionalistik, tetapi dibangun di atas landasan sunah
Rosullahdalam berfikir yang bercorak transendental[7].
2.
Pendekatan doktrinal.
Dalam Al-Qur’an
di jelaskan bahwa nabi Muhammad SAW,di bekali kitab dan hikmah. Al-Qur’an 62:2 secara lengkap menjelaskan sebagai
berikut:[8]
هو الذي بعث في
الاميين رسولا منهم يتلو عليهم ايته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وان كانوا من
قبل لفي ضلال مبين
Artinya : Dia (Allah) yang mengutus di antara orang-orang
ummi,seorang rosul dari kalangan mereka, yang menjelaskan kepada mereka ayat
ayatNya,mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya adalah kesesatan yang nyata.
Sedangkan kata
Hikmah adalah asli arabiyan, yang diartikan sebagai pengetahuan yang mendalam,
kearifan dan kebijakan,posisi hikmah pada dasarnya sebagai penjelasan lebih
jauh dan mendalam dari pemahamanya terhadap kitab (Al-Qur’an) posisi filsafat
adalah yang paling tepat untuk menjelaskan suatu doktrin.Oleh karena itu
menggambarkan pribadi Muhammad SAW, dari sisi kitab dan hikmah seperti
termaktup dalam ayat diatas, akan diperoleh pengertian bahwa nabi Muhammad SAW
dilihat dari segi kitab ia adalah seorang rosul yang dipilih untuk menerima
wahyu,kitab suci. Sedangkan dilihat dari hikmah ia adalah seorang filosof yang dapat menjelaskan secara akurat dan
menyeluruh tentang wahyu yang diterimanya.
3.
Pendekatan metodik.
Seorang filosof
selalu menawarkan suatu metode berfikir, yang sudah dijalaninya sendiri bertaun-taun
dan telah teruji dalam proses perjalanan hidupnya. Sehingga dalam kajian
filsafat, banyak ditemukan berbagai metode.[9] Metode dalam filsafat
sangat penting,karena melalui metode pemikiran filsafat dijalankan dan
dikembangkan untuk menemukan hakikat kebenaran yang dicarinya.
Adapun metode
filsafat islam dibangun berdasarkan sunah rosul dalam berfikir, artinya apa
yang ditempuh dalam berfikirnyauntuk memahami,memikirkan,
dan mencari akar masalah serta solusinya. Sunah rosul dalam berfikir tidak lain
adalah metode rasional transendental, yaitu menganalisis fakta-fakta empirik
dan mengankatnya pada kesadaran spiritual, kemudian membangun visi trasenden dalam
memecahkan suatu persoalan. Sunnah berfikir itu dibakukan dalam kitab Al-Qur,an
dan filsafat.
C.
Obyek filsafat Islam.
Obyek dalam
filsafat islam terbagi atas dua bagian,yaitu obyek langsung yang disebut
sebagai obyek material, dan obyek dari sudut pendekatan yang disebut sebagai
obyek formal.[10]
Dari uraian diatas jelaslah bahwa :
1.
Obyek material ialah sarwa yang ada,pada garis besarnya dapat
dibagi atas atas tiga persoalan pokok:
a.
Hakekat Tuhan
b.
Hakekat Alam
c.
Hakekat Manusia
2.
Obyek Formal ialah usaha mencari keterangan secara radikal tentang
obyek materi filsafat.[11]
Untuk memahami obyek filsafat islam dapat
dijabarkan bahwa segala yang ada dalam alam semesta ini dapat dipelajari dalam
bentuknya yang umum disebut Ontologi (akar filsafat yang menunjukan tentang
yang ada dan realitas). Di sinilah diketahui sesuatu yang ada menjadi
penyelidikan dan pembagian filsafat
menurut objeknya ialah:[12]
a.
Ada umum, yakni menyelidiki secara umum, dalam realitanya terdapat
bermacam-macam yang kesemauanya mungkin adanya.mungkin adanya ini disebut
ontologia.
b.
Ada mutlak, sesuatu yang ada secara mutlak yakni zat yang wajib
adanya,tidak tergantung pada apa dan siapapun juga, Ia merupakan asal adanya
sesuatu yaitu Tuhan.
c.
Comologia yaitu filsafat yang mencari hakekat alam dipelajari
apakah sebenarnya alam,dan menerangkang adanya alam semesta ini.
d.
Antropologia, (filsafat manusia)
e.
Etika, filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia.
f.
Logika, filsafat akal budi.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan.
1.
Pengartian filsafat islam terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan
islam. Dalam khasanah ilmu filsafat diartiakan sebagai berfikir yang bebas , radiakal dan berada dalam dataran makna. Bebas artinya
tidak ada yang menghalangi pikiran bekerja. Sedangkan kata Islam, secara
semantik berasal dari akar kata salima artinya menyerah,tunduk dan
selamat. Dan
dengan menyerahkan kepada Allah maka memperoleh keselamatan dan kedamaian.
2.
Dalam pendekatan filsafat islam ada berbagai pendekatan diantaranya
pendekatan historik,pendekatan doktrinal, pendekatan metodik.
3.
Obyek dalam filsafat islam terbagi atas dua bagian,yaitu obyek
langsung yang disebut sebagai obyek material, dan obyek dari sudut pendekatan
yang disebut sebagai obyek formal.
DAFTAR
PUSTAKA
Asy’are, Musa, Filsafat Islam, Yogyakarta: LESFI, 1999.
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, jakarta: Gramedia, 1996
Departemen Agama RI, Al-Qur.an ,Demak: PT Tanjung mas
Inti,1980 .
Djumransjah, Dimensi-dimensi
Filsafat pendidikan Islam, Malang: Kutub Minar, 2005.
Nasution, Harun, Akal dan
Wahyu dalam Al-Qur’an, Jakarta: UI Press, 1983.
Rahman, Fazlur, Major Themes of the Qur’an,
Chicago:Bibliotheca, 1980.
sundari Husen, Ida, Risalah Tentang Metode, Jakarta:
Gramedia, 1995.
Syaifudin Anshari, Endang, Ilmu,Filsafat dan Agama,
Surabaya: Bina Ilmu, 1987.
[1] The Liang Gee,Pengantar
Filsafat Ilmu, (Jakarta: Liberti, 1991), hlm. 1
[2] Musa asy’arie, Filsafat
Islam, (Yogyakarta:LESFI, 1999) hlm. 1
[3] Fazlur Rahman, Major
Themes of the Qur’an, (Chicago:Bibliotheca, 1980) hlm. 27
[4] Musa asy’arie, Filsafat Islam,...hlm. 3
[5] Harun
Nasution, Akal dan Wahyu dalam
Al-Qur’an, (Jakarta: UI Press, 1983) hlm. 8-9
[6] Musa asy’arie,
Filsafat Islam,...hlm. 10
[9] Ida sundari
Husen, Risalah Tentang Metode, (Jakarta: Gramedia, 1995), hlm. 80
[10] Djumransjah, Dimensi-dimensi
Filsafat pendidikan Islam, (Malang: Kutub Minar, 2005), hlm. 17
[11] Endang
Syaifudin Anshari, Ilmu,Filsafat dan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987,
hlm. 87
SEMOGA BERMANFAAT
BalasHapus